Sabtu, 11 Juni 2005

“Sebuah Puisi Untuk Istriku”

Pada saat dirimu bimbang, akupun ikut bimbang 
Pada saat dirimu pusing, akupun ikut pusing 
Pada saat dirimu sedih, akupun ikut sedih 
Pada saat dirimu sakit, akupun ikut sakit 
Pada saat dirimu menderita, akupun ikut menderita 
Pada saat dirimu menangis, akupun ikut menangis

Ketika dirimu tersenyum, aku menjadi tersenyum 
Ketika dirimu tertawa, aku menjadi tertawa 
Ketika dirimu gembira, aku menjadi gembira 
Ketika dirimu bahagia, aku menjadi bahagia 
Ketika dirimu ceria, aku menjadi ceria 
Ketika dirimu semangat, aku menjadi semangat

Bila dirimu merasakan lapar, ku ingin yang memasakkan untukmu 
Bila dirimu merasakan kesal, ku ingin yang bercerita menghiburmu 
Bila dirimu merasakan penat, ku ingin yang mengusap kepenatanmu 
Bila dirimu merasakan cape, ku ingin yang memijit kakimu 
Bila dirimu merasakan ragu, ku ingin yang menyakinkan hatimu 
Bila dirimu merasakan cemburu, ku ingin yang mencurahkan cintamu

Seandainya debu menempel erat dikakimu, diriku berharap bisa melepaskannya 
Seandainya paku melepaskan kain ditanganmu, diriku berharap bisa menjahitkannya 
Seandainya pisau menggores kulit dijarimu, diriku berharap bisa menutupkannya 
Seandainya makanan mengotori telapak tanganmu, diriku berharap bisa membersihkannya 
Seandainya warna pakaian berubah dibadanmu, diriku berharap bisa mencucikannya 
Seandainya batu besar merintangi dijalanmu, diriku berharap bisa memindahkannya

Ku tak peduli orang menghinaku dikarenakan aku memuliakanmu 
Ku tak peduli orang mengejekku dikarenakan aku memujimu 
Ku tak peduli orang membenciku dikarenakan aku mencintaimu 
Ku tak peduli orang menganiayaku dikarenakan aku menolongmu 
Ku tak peduli orang mengabaikanku dikarenakan aku memperhatikanmu 
Ku tak peduli orang menamparku dikarenakan aku membelaimu

Aku bersikap baik padamu karena aku ingin menjadi laki-laki terbaik sebagaimana perkataan nabiku 
Aku berusaha mengerahkan perlindunganku padamu karena aku ingin menjadi laki-laki terpercaya sebagaimana perkataan ibumu 
Aku mencurahkan sayangku padamu karena aku ingin menjadi laki-laki teromantis sebagaimana perkataan kaummu 
Aku menampakkan hati rinduku padamu karena aku ingin menjadi laki-laki tersuci sebagaimana perkataan walimu 
Aku menghilangkan marahku padamu karena aku ingin menjadi laki-laki telembut sebagaimana perkataan adikmu 
Aku melenyapkan raguku padamu karena aku ingin menjadi laki-laki tercinta sebagaimana perkataan pamanmu

Aku akan lebih mencintaimu bila dirimu mengijinkan aku mencintai Tuhanku diatas dirimu 
Aku akan lebih mensucikanmu bila dirimu mengijinkan aku mensucikan kitab suciku diatas dirimu 
Aku akan lebih merindukanmu bila dirimu mengijinkan aku merindukan nabiku diatas dirimu 
Aku akan lebih memperhatikanmu bila dirimu mengijinkan aku lebih memperhatikan agamaku diatas dirimu 
Aku akan lebih mempercayaimu bila dirimu mengijinkan aku mempercayai hari matiku diatas dirimu 
Aku akan lebih menyayangimu bila dirimu mengijinkan aku menyayangi ibuku diatas dirimu

Namun sayangku, aku akan jauh lebih mencintaimu jika dirimu lebih mencintai Tuhanku dibandingkan diriku

Aku kan selalu merindukan dan menantikan kehadiranmu disampingku sayangku, i really love you cintaku.. 
(Gantira- Wollongong Australia)

Tidak ada komentar: