Jumat, 24 Juni 2005

Do’a dan Suhu Terendah

Aku semalam bangun jauh lebih subuh dari sebelumnya, lalu wajah ini memandangi wajah disamping tempat tidurku, nampak wajah yang tersenyum dalam tidurnya, lalu kucium keningnya sebagai rasa cintaku yang dalam padanya.
.
Setelah lama kucium keningnya yang cantik, lalu wajah itu terbangun. Wajahku dan wajahnya berbincang serta bercerita tentang kehidupan. Pada saat jam mulai menunjukkan pukul 4 pagi, wajah disampingku berkata bahwa udara terasa semakin dingin dan dia mulai memerlukan sebuah selimbut untuk menahan suhu terendah pada hari itu. Karena menurut pengetahuan yang pernah dibacanya, suhu terendah terjadi sekitar pukul 4 subuh.
.
Hatiku mulai menerawang jauh, teringat akan isi Sebuah hadis qudsi tentang fadhilah Tahajud, sebagaimana diriwayatkan Bukhari, Muslim, Malik, Turmudzi, dan Abu Dawud, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tuhanmu yang Maha Pemberi Berkah dan Maha Mulia, selalu turun ke langit dunia setiap malam, pada paruh waktu seperti tiga malam terakhir, dan Dia berfirman, ‘Barang siapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, barangsiapa mengajukan permintaan kepada-Ku akan Aku berikan, dan barangsiapa memohon ampun kepada-Ku akan Aku ampuni’."
.
Aku semakin paham, ternyata pada saat dan detik itu merupakan suhu terendah dari hari yang dilewati, yang menyebabkan orang sangat berat untuk bersujud kepadaNya.
.
Padahal saat detik-detik itu merupakan detik yang paling berkah untuk terkabulnya sebuah do’a. Aku mengajak wajah disampingku untuk memanfaatkan detik-detik yang sangat strategis itu untuk menyembahNya. Kamipun bersama-sama mengambil air wudhu dan bersujud kepada-Nya dengan ketenangan dan kebahagian hati yang luar biasa.
(Gantira- Wollongong Australia)

Tidak ada komentar: