Senin, 20 Juni 2005

Anugrah Mata

Saat aku pandang matamu ‘istriku’, terlihat begitu indahnya bola hitam di matamu, sehingga aku semakin ingat akan indahnya rasa bersyukur

Terngiang-ngiang salah satu ayat dalam kitab suciku "jika kamu bersyukur maka akan kutambah nikmat-Ku kepadamu, dan jika kamu kufur sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"

Bila diriku bertanya kepada orang yang tak bisa melihat, rizki apakah yang ingin mereka dapatkan saat ini dengan syarat mesti mengorbankan yang lainnya. Maka mereka akan mengatakan bahwa mereka berani mengorbankan pendengarannya, bicaranya, raut mukanya, kelincahan kakinya dan keterampilan tangannya asalkan mereka di anugrahi sebuah mata yang bisa melihat alam semesta ini

Lalu aku teringat akan diriku yang mempunyai banyak anugrah yang dilimpahkan kepadaku, aku mempunyai mata yang bisa melihat alam yang begitu indahnya, aku mempunyai telinga yang bisa mendengarkan suara merdunya seekor jangkrik, aku mempunyai mulut yang bisa mengatakan huruf ‘R’ dengan jelas, aku mempunyai tangan yang bisa melakukan apa saja yang kuinginkan, aku mempunyai kaki yang bisa berjalan kemana yang aku suka, akupun mempunyai otak yang bisa mencerna dan memahami apa yang sedang kuhadapi, dan banyak lagi yang kupunyai yang akupun sulit menyebutkannya satu persatu

Saat mata ini bersyukur, maka semua yang kulihat bagaikan sebuah penemuan yang sangat mengagetkan dan membuat hati ini tenang serta bahagia karena ternyata apapun yang dihadapi oleh mata ini merupakan sesuatu yang perlu dan harus disyukuri.

Melihat dedaunan di luar jendela kamar, hati ini mulai berterima kasih pada sahabat pepohonanku, karena diri ini menyadari betapa ikhlasnya pepohonan menyerap sampah CO2 yang kubuang dari hidungku dan membalasnya dengan O2 yang diperlukan oleh hidupku

Melihat sinarnya bola di atas sana, badanku mulai berterima kasih pada sahabat matahariku, karena diriku mulai memahami betapa sahabat matahariku memiliki kerendah hatian yang dengan teratur memberikan panasnya pada alam semesta ini sehingga diri ini bisa merasakan hangatnya badan disiang hari.

Melihat semua yang ditatap mata maka otak ini mulai menganalisa bahwa semuanya memberikan sumbangsih yang cukup besar pada kenikmatan yang kurasakan, dan mereka melakukannya tanpa harapan balas jasa dariku, aku kagum pada kemuliaan mereka.

Terima kasih Tuhan, diri-Mu telah memberikan anugrah padaku sehingga diriku merasakan semuanya bagaikan surga dunia yang takkan pernah bisa kumembalas jasa-jasa mereka yang telah diri-Mu ciptakan, aku bersyukur dan bersujud kepada-Mu. 
(Gantira- Wollongong Australia)

Tidak ada komentar: