Senin, 09 Mei 2005

Sebuah Surat Cinta Untuk Istriku

Ku tak menyangka dirimu kan menjadi istriku ’sayangku’, kalau berdasarkan perhitungan matematika,kalau berdasarkan logika manusia, kalau berdasarkan teori sosial, kalau berdasarkan cerita cinta, ku tetap tak menyangka dirimu kan jadi istriku ’sayangku’…

KTP mu betuliskan jogja sedang KTP ku betuliskan Bandung, kuliahmu jauh di UGM sedang kuliahku dekat di ITB, walaupun dirimu pernah SMA di Bandung tapi itupun tetap terpisahkan akan jarak dan waktu, aku tetap tak menyangka sayangku…

Aku mulai mengenalmu saat aku kerja di pamanmu, aku mulai mengenalmu pada saat ibumu mengambil S3 di tempat kuliahku, aku mulai mengenalmu pada saat aku membantu desertasi ibumu, aku mulai mengenalmu pada saat aku menceritakan pada ibumu cerita jatuh cintaku pada seseorang, aku mulai mengenalmu pada saat ibumu menceritakan ada seorang dokter yang ingin melamarmu, 
aku mulai mengenalmu pada saat cintaku bertepuk sebelah tangan pada gadis pujaanku, aku mulai mengenalmu pada saat aku curi-curi melihat fotomu dari ibumu…

Saat dirimu menjenguk ibumu, aku melihat selintas wajahmu yang cantik menurut pandanganku. Saat aku mengutarakan pada ibumu rasa ingin mengenalku lebih dalam padamu, ibumu mengijinkanku. Saat dirimu yang kedua kalinya menjenguk ibumu, aku langsung menyatakan cintaku padamu. Saat aku menunggu jawabanmu, dirimu hanya membutuhkan waktu 5 jam untuk menjawab ‘ya’, padahal dirimu baru mengenalku ’sayangku’. Saat dirimu sudah menjawab pertanyaanku, niat melamar seorang dokter padamu di tolak oleh ibumu…

Aku merasa tersanjung dirimu menerimaku saat itu ’sayangku’, perbedaan status antara dirimu dan diriku saat itu sungguh jauh berbeda, ibu-bapakmu seorang dosen sedangkan ibu-bapak tersayangku seorang ibu rumah tangga dan pegawai PNS biasa, paman-pamanmu dosenku semua sedang paman-paman tehormatku para petani di desa, bibi-bibimu seorang dosen, dokter, pengusaha besar sedang bibi-bibi tercintaku seorang guru SD, TKW dan ibu rumah tangga, namun dirimu tetap menerima diriku hanya dalam waktu 5 jam…

Meskipun jarak antara jawaban ‘ya’ mu dengan pernikahan kita 3 tahun lamanya, namun pertemuan kita hanya sekitar 5 kali banyaknya sebagaimana dirimu hanya membutuhkan waktu 5 jam untuk menjawab pertanyaan cintaku padamu, walaupun kita saat itu dipisahkan oleh jarak dimana dirimu di jogja sedang aku di jakarta, namun dirimu tetap mempercayai ketulusan cintaku padamu ’sayangku’..

Saat kita baru menikah, aku hanya mempunyai waktu 2 minggu untuk berusaha membuatmu smakin yakin bahwa cintaku benar-benar tulus padamu, pada malam pertama pernikahan kita, dirimu mengijinkanku untuk membaca al-quran semalaman suntuk sebagai rasa syukurku pada Tuhanku karena dirimu telah ditakdirkan untukku. Setiap kita selesai salat berjamaah, dirimu begitu rela merendahkan dirimu dengan mencium tanganku, kemudian akupun dengan cinta slalu mencium keningmu selama rasa syukur dan doaku selesai diucapkan di hatiku.

Saat aku tidur-tiduran di pangkuanmu, dirimu menyanyikan lagu-lagu untukku, suaramu begitu merdu ditelingaku sehingga suara nyanyianmu terus menerus terngiang-ngiang ditelingaku sampai saat ini. Suara nyanyianmu merupakan suara terindah yang pernah terdengar oleh telingaku di masa hidupku ’sayangku’…

Saat kita pulang dari Bandung, aku melihat dirimu bercucur air mata dipundakku didalam bis Bandung-Jakarta, aku bertanya padamu apa yang menyebabkanmu mencucurkan air mata sucimu, dirimu mengatakan kesedihan karena aku akan meninggalkanmu dalam waktu begitu dekat. Saat itu aku benar-benar tersanjung ’sayangku’, aku mulai sadar dan tahu bahwa dirimu benar benar mencintaiku. aku benar-benar tersanjung atas cucuran air mata cintamu padaku ’sayangku’…

Saat keberangkatanku ke aussie aku diantar oleh dirimu, kedua orang tuaku, dan sahabat-sahabatku. saat itu aku sibuk skali mengurus keberangkatanku dibandara Soekarno Hata, sehingga curahan perhatianku tak fokus padamu ’sayangku’. Saat aku tiba di aussie, aku mengabari dirimu, orangtuaku dan sahabatku. Saat aku menelpon sahabatku, aku terkejut skali, sebab sahabatku bilang saat aku masuk dalam ruangan yang dikhususkan hanya untuk yang berpergian, dirimu menatap dengan penuh harap agar diriku melihat dirimu, sahabatku melihat rasa rindu dan sedih yang begitu besar yang ada didirimu dan ingin rasanya sahabatku menelponku agar aku membalikkan wajahku padamu, tapi sayang itu tidak bisa. maafkan aku ’sayangku’, saat itu aku benar-benar egois memikirkan diriku sendiri.

Saat aku disini, dirimu berjuang sendirian tuk mengurus surat-surat ijin perjalananmu tuk menyusulku, namun banyak skali kendala yang merintangimu. Saat aku menghubungimu, bahwa dirimu gagal dalam memperoleh ijin ‘dependent suami’ yang diharapkannya disebabkan kekurangan tabungan kita sebagai jaminan dirimu ’sayangku’. Dirimu mengatakan bahwa dirimu begitu lelah, lelah yang begitu besar yang ada di pikiranmu yang cantik, namun dirimu akan terus berusaha dengan berbagai jalan untuk mendapatkan ijin yang diinginkannya. Dirimu mengatakan kepadaku bila ijinnya tak keluar juga, dirimu mengharapkan agar aku cepat pulang. mendengar suaramu seperti itu aku temenung ’sayangku’. Ini yang ke ketiga kalinya kurasakan kerinduanmu yang begitu besar kepadaku, aku semakin tersanjung sayangku.

Pada keesokan harinya, aku langsung menelponmu, aku katakan kepadamu bahwa aku tetap mengharapkan kedatanganmu kesini walaupun itu dengan visa turis, namun dengan keteguhan hati dan kegembiraan, bahwa dirimu sudah mendapatkan jalan, yaitu bibimu akan memberikan sebuah surat tanggungan beasiswa dari perusahaan besar milik bibimu. Aku mulai merasakan kegembiraan dihatimu ’sayangku’.

Aku berharap dengan cara ini, surat ijin yang dirimu harapkan cepat keluar namun walaupun itu gak bisa juga aku dengan tegas menyuruhmu bikin visa walaupun itu visa turis, biarlah kita disini di irit se irit mungkin tapi kita akan bisa menikmati bulan madu kita di Aussie. Perlu dirimu tahu sayangku, akupun sangat merindukanmu juga. saya akan berusaha mencintaimu seumur hidupku sayangku..

Maafkan aku, jika surat cintaku ini aku kirimkan ke maling list teman-temanku juga, dengan harapan akan ada banyak saksi mengenai cintaku padamu. bila suatu saat kita ada perselisihan, maka akan ada banyak teman-temanku yang akan mengingatkanku bahwa begitu besar rasa cintamu kepadaku, I LOVE YOU ‘SAYANGKU’… 

(9/5/2005 -UG-Wollongong Australia)

Tidak ada komentar: