Sabtu, 28 Mei 2005

Sujud Syukur

Kalau dilihat wajahku, aku tidaklah terlalu tampan. Kalau dilihat kemampuanku, aku tidaklah terlalu pintar. Kalau dilihat kegiatanku, aku tidaklah terlalu rajin. Kalau dilihat sifatku, aku tidaklah terlalu dermawan. Kalau dilihat amalku aku tidaklah terlalu shaleh…

Begitu banyak orang yang lebih tampan daripada aku tapi aku merasa istriku jauh lebih sempurna dari istri mereka, begitu banyak orang yang lebih pintar daripada aku tapi aku merasa mereka mengharapkan kuliah di tempat aku belajar, begitu banyak orang yang lebih rajin daripada aku tapi aku merasa mereka merindukan kerja di tempat aku kerja, begitu banyak orang yang lebih dermawan daripada aku tapi aku merasa mereka menginginkan keadaan ekonomi yang aku dapatkan, begitu banyak orang yang lebih shaleh daripada aku tapi aku merasa mereka membutuhkan situasi seperti situasi hatiku saat ini…

Aku baru sadar ternyata rizqiNya yang diberikan padaku tidak sepadan dengan ketampananku, kepintaranku, kerajinanku, kedermawananku dan keshalehanku, aku baru sadar bahwa rizqiNya yang diberikan padaku jauh berada di atas yang seharusnya aku dapatkan, aku baru sadar oleh karena itu aku harus lebih banyak lagi melakukan "sujud syukur"…

(Gantira-Wollongong Australia)

Rabu, 11 Mei 2005

Saat Istriku Membaca Surat Cintaku

Saat dirimu membaca surat cintaku, bercucuran air mata 
sucimu, dirimu baru menyadari bahwa aku sangat 
mencintaimu, dirimu baru menyadari bahwa aku sangat 
menyayangimu, dirimu baru menyadari bahwa aku sangat 
merindukanmu, dirimu baru menyadari bahwa aku sangat 
menantikanmu, dirimu baru menyadari bahwa aku sangat 
bangga padamu, dirimu baru menyadari bahwa aku sangat 
tersanjung padamu..

Saat detik-detik keberangkatanku, bercucuran pula air 
mata hatimu, karena dirimu menyangka bahwa aku tidak 
mencintaimu, karena dirimu menyangka bahwa aku tidak 
menyayangimu, karena dirimu menyangka bahwa aku tidak 
merindukanmu, karena dirimu menyangka bahwa aku 
membuat dirimu hanya sebagai pelampiasan kekecewaanku, 
karena dirimu melihat aku tidak menoleh dirimu 
sedikitpun saat detik-detik keberangkatanku,…

Saat itu dirimu benar-benar sedih, dirimu mempercayai 
bahwa bila pada saat-saat seseorang pergi tidak 
menoleh kembali itu tandanya dia tidak mencintainya, 
dengan sangkaanmu dirimu saat itu tersadar bahwa 
dirimu telah mengambil keputusan besar yang salah, 
dirimu pada saat itu hanya terdiam menahan kesedihan 
yang dalam, dirimu saat itu hanya menyerahkan diri 
pada Tuhanmu, dihatimu dirimu berucap ‘hanya karenaMu 
ya Tuhanku aku mengambil keputusan besar’, aku 
menangis saat mengetahui apa yang hatimu rasakan saat 
itu…

‘Sayangku’, seandainya saat itu terulang kembali, aku 
akan memandangimu terus menerus tanpa sekejappun 
mataku berkedip, aku akan berjalan dengan pelan skali 
spelan kura-kura yang berjalan dengan pelan, aku akan 
berjalan dengan mundur walaupun semua orang akan 
merasa aneh padaku, aku takkan perduli akan semua 
orang yang menganggapku gila, yang kuinginkan saat itu 
hatimu benar-benar bahagia, sehingga yang terucap di 
dalam hatimu ‘aku bersukur ya Tuhanku, karena diriMu 
telah menakdirkan aku bersama dengan suami tecintaku’, 
aku akan bahagia skali jika itu yang terjadi, tapi 
maafkan aku ’sayangku’ aku tak bisa memutar waktu 
seperti yang aku harapkan…

Pada saat dirimu kembali dari bandara Soekarno Hata, 
dirimu menggandeng tangan ibuku dengan sedihnya, 
dirimu memeluk ibuku dengan sayangnya, dirimu 
menampakkan rasa sayang yang begitu besar pada ibuku 
’sayangku’, dirimu memperlakukan ibuku bagai ibumu, 
dirimu mencurahkan rasa kekecewaanmu dengan menyayangi 
ibuku ’sayangku’, aku benar-benar terharu merasakan 
kesedihanmu ’sayangku’, dan aku semakin mencintaimu 
’sayangku’…

Pada saat aku tiba di Aussie, aku menghubungi ibuku 
tersayang, ibuku menceritakan betapa baiknya dirimu 
pada ibuku, ibuku menceritakan betapa sayangnya dirimu 
pada ibuku, ibuku menceritakan betapa santunnya dirimu 
pada ibuku, ibuku menceritakan betapa hormatnya dirimu 
pada ibuku,ibuku begitu menyanjung dirimu, ibuku 
begitu mengagungkan dirimu, ibuku begitu memuji 
dirimu, ibuku begitu menyayangi dirimu, sampai aku 
merasa ibuku lebih mencintaimu daripada diriku, 
merasakan apa yang ibuku rasakan, aku smakin 
mencintaimu ’sayangku’…

Selama penantianmu dari saat itu sampai detik ini, 
walalupun dirimu sangat kecewa padaku, tapi dirimu 
tetap mendoakan diriku, dirimu tetap memberi semangat 
pada diriku, dirimu tetap menyayangi diriku,dirimu 
tetap menghormati diriku, dirimu tetap memperlihatkan 
kebahagiaan dirimu pada diriku, dirimu tetap 
mencurahkan hatimu pada diriku, mengetahui perasaanmu 
yang dirimu tunjukkan pada diriku, membuat aku semakin 
mencintaimu ’sayangku’….

selama penantianmu sampai detik ini, ibuku menangis 
pada saat mengantarkan dirimu dari bandung menuju 
jakarta untuk mendapatkan informasi keberangkatanmu ke 
aussie, saudara-saudaraku mendukung dan mendoakan tuk 
keberangkatanmu ke aussie, ibumu sakit karena 
menantikan informasi keberangkatanmu ke aussie, 
bapakmu sering mengigau karena ingat terus akan 
terpisah dirimu dengan diriku yang di aussie, adikmu 
menyisihkan uang gajihnya untuk mendukung 
keberangkatanmu ke aussie, mereka semua menyayangimu 
karena kesucian hatimu ’sayangku’, rasa cintaku 
semakin berlimpah kepadamu ’sayangku’…

Aku benar-benar bersyukur dirimu ditakdirkan hanya 
untukku ’sayangku’, aku benar-benar bahagia dirimu 
ditakdirkan hanya untukku ’sayangku’, aku benar-benar 
tersanjung dirimu ditakdirkan hanya untukku 
’sayangku’, aku benar-benar merasa terhormat dirimu 
ditakdirkan hanya untukku ’sayangku’, rasa cintaku 
semakin bertambah lagi pada dirimu ’sayangku’…

Sekali lagi maafkan diriku untuk yang kedua kalinya 
aku kirimkan surat ini ke semua teman-temanku yang ada 
di aussie, semua teman-temanku yang ada di Indonesia, 
semua teman-temanku yang ada di seluruh negara di 
dunia ini, disamping aku mengirimkan surat ini pada 
dirimu ’sayangku’, aku mengharapkan semua 
teman-temanku tahu bahwa sebenarnya diriku sangat 
mencintamu ’sayangku’, aku mengharapkan semua 
teman-temanku tahu bahwa sangkaanmu salah besar 
’sayangku’, aku mengharapkan mereka mendukungku bahwa 
aku sebenarnya sangat mencintaimu ’sayangku’, I REALLY 
LOVE YOU.. 

(Gantira-Wollongong Australia)

Senin, 09 Mei 2005

Sebuah Surat Cinta Untuk Istriku

Ku tak menyangka dirimu kan menjadi istriku ’sayangku’, kalau berdasarkan perhitungan matematika,kalau berdasarkan logika manusia, kalau berdasarkan teori sosial, kalau berdasarkan cerita cinta, ku tetap tak menyangka dirimu kan jadi istriku ’sayangku’…

KTP mu betuliskan jogja sedang KTP ku betuliskan Bandung, kuliahmu jauh di UGM sedang kuliahku dekat di ITB, walaupun dirimu pernah SMA di Bandung tapi itupun tetap terpisahkan akan jarak dan waktu, aku tetap tak menyangka sayangku…

Aku mulai mengenalmu saat aku kerja di pamanmu, aku mulai mengenalmu pada saat ibumu mengambil S3 di tempat kuliahku, aku mulai mengenalmu pada saat aku membantu desertasi ibumu, aku mulai mengenalmu pada saat aku menceritakan pada ibumu cerita jatuh cintaku pada seseorang, aku mulai mengenalmu pada saat ibumu menceritakan ada seorang dokter yang ingin melamarmu, 
aku mulai mengenalmu pada saat cintaku bertepuk sebelah tangan pada gadis pujaanku, aku mulai mengenalmu pada saat aku curi-curi melihat fotomu dari ibumu…

Saat dirimu menjenguk ibumu, aku melihat selintas wajahmu yang cantik menurut pandanganku. Saat aku mengutarakan pada ibumu rasa ingin mengenalku lebih dalam padamu, ibumu mengijinkanku. Saat dirimu yang kedua kalinya menjenguk ibumu, aku langsung menyatakan cintaku padamu. Saat aku menunggu jawabanmu, dirimu hanya membutuhkan waktu 5 jam untuk menjawab ‘ya’, padahal dirimu baru mengenalku ’sayangku’. Saat dirimu sudah menjawab pertanyaanku, niat melamar seorang dokter padamu di tolak oleh ibumu…

Aku merasa tersanjung dirimu menerimaku saat itu ’sayangku’, perbedaan status antara dirimu dan diriku saat itu sungguh jauh berbeda, ibu-bapakmu seorang dosen sedangkan ibu-bapak tersayangku seorang ibu rumah tangga dan pegawai PNS biasa, paman-pamanmu dosenku semua sedang paman-paman tehormatku para petani di desa, bibi-bibimu seorang dosen, dokter, pengusaha besar sedang bibi-bibi tercintaku seorang guru SD, TKW dan ibu rumah tangga, namun dirimu tetap menerima diriku hanya dalam waktu 5 jam…

Meskipun jarak antara jawaban ‘ya’ mu dengan pernikahan kita 3 tahun lamanya, namun pertemuan kita hanya sekitar 5 kali banyaknya sebagaimana dirimu hanya membutuhkan waktu 5 jam untuk menjawab pertanyaan cintaku padamu, walaupun kita saat itu dipisahkan oleh jarak dimana dirimu di jogja sedang aku di jakarta, namun dirimu tetap mempercayai ketulusan cintaku padamu ’sayangku’..

Saat kita baru menikah, aku hanya mempunyai waktu 2 minggu untuk berusaha membuatmu smakin yakin bahwa cintaku benar-benar tulus padamu, pada malam pertama pernikahan kita, dirimu mengijinkanku untuk membaca al-quran semalaman suntuk sebagai rasa syukurku pada Tuhanku karena dirimu telah ditakdirkan untukku. Setiap kita selesai salat berjamaah, dirimu begitu rela merendahkan dirimu dengan mencium tanganku, kemudian akupun dengan cinta slalu mencium keningmu selama rasa syukur dan doaku selesai diucapkan di hatiku.

Saat aku tidur-tiduran di pangkuanmu, dirimu menyanyikan lagu-lagu untukku, suaramu begitu merdu ditelingaku sehingga suara nyanyianmu terus menerus terngiang-ngiang ditelingaku sampai saat ini. Suara nyanyianmu merupakan suara terindah yang pernah terdengar oleh telingaku di masa hidupku ’sayangku’…

Saat kita pulang dari Bandung, aku melihat dirimu bercucur air mata dipundakku didalam bis Bandung-Jakarta, aku bertanya padamu apa yang menyebabkanmu mencucurkan air mata sucimu, dirimu mengatakan kesedihan karena aku akan meninggalkanmu dalam waktu begitu dekat. Saat itu aku benar-benar tersanjung ’sayangku’, aku mulai sadar dan tahu bahwa dirimu benar benar mencintaiku. aku benar-benar tersanjung atas cucuran air mata cintamu padaku ’sayangku’…

Saat keberangkatanku ke aussie aku diantar oleh dirimu, kedua orang tuaku, dan sahabat-sahabatku. saat itu aku sibuk skali mengurus keberangkatanku dibandara Soekarno Hata, sehingga curahan perhatianku tak fokus padamu ’sayangku’. Saat aku tiba di aussie, aku mengabari dirimu, orangtuaku dan sahabatku. Saat aku menelpon sahabatku, aku terkejut skali, sebab sahabatku bilang saat aku masuk dalam ruangan yang dikhususkan hanya untuk yang berpergian, dirimu menatap dengan penuh harap agar diriku melihat dirimu, sahabatku melihat rasa rindu dan sedih yang begitu besar yang ada didirimu dan ingin rasanya sahabatku menelponku agar aku membalikkan wajahku padamu, tapi sayang itu tidak bisa. maafkan aku ’sayangku’, saat itu aku benar-benar egois memikirkan diriku sendiri.

Saat aku disini, dirimu berjuang sendirian tuk mengurus surat-surat ijin perjalananmu tuk menyusulku, namun banyak skali kendala yang merintangimu. Saat aku menghubungimu, bahwa dirimu gagal dalam memperoleh ijin ‘dependent suami’ yang diharapkannya disebabkan kekurangan tabungan kita sebagai jaminan dirimu ’sayangku’. Dirimu mengatakan bahwa dirimu begitu lelah, lelah yang begitu besar yang ada di pikiranmu yang cantik, namun dirimu akan terus berusaha dengan berbagai jalan untuk mendapatkan ijin yang diinginkannya. Dirimu mengatakan kepadaku bila ijinnya tak keluar juga, dirimu mengharapkan agar aku cepat pulang. mendengar suaramu seperti itu aku temenung ’sayangku’. Ini yang ke ketiga kalinya kurasakan kerinduanmu yang begitu besar kepadaku, aku semakin tersanjung sayangku.

Pada keesokan harinya, aku langsung menelponmu, aku katakan kepadamu bahwa aku tetap mengharapkan kedatanganmu kesini walaupun itu dengan visa turis, namun dengan keteguhan hati dan kegembiraan, bahwa dirimu sudah mendapatkan jalan, yaitu bibimu akan memberikan sebuah surat tanggungan beasiswa dari perusahaan besar milik bibimu. Aku mulai merasakan kegembiraan dihatimu ’sayangku’.

Aku berharap dengan cara ini, surat ijin yang dirimu harapkan cepat keluar namun walaupun itu gak bisa juga aku dengan tegas menyuruhmu bikin visa walaupun itu visa turis, biarlah kita disini di irit se irit mungkin tapi kita akan bisa menikmati bulan madu kita di Aussie. Perlu dirimu tahu sayangku, akupun sangat merindukanmu juga. saya akan berusaha mencintaimu seumur hidupku sayangku..

Maafkan aku, jika surat cintaku ini aku kirimkan ke maling list teman-temanku juga, dengan harapan akan ada banyak saksi mengenai cintaku padamu. bila suatu saat kita ada perselisihan, maka akan ada banyak teman-temanku yang akan mengingatkanku bahwa begitu besar rasa cintamu kepadaku, I LOVE YOU ‘SAYANGKU’… 

(9/5/2005 -UG-Wollongong Australia)

Saat Buah Hati Temanku

Ketika aku menerima email dari temanku yang study S3 di Bangkok, dia mengabarkan tentang kelahiran putra tercintanya, aku lalu mencoba masuk ke web sitenya, dan terlihat disana seorang bayi mungil yang tampan dan dengan wajah yang masih suci dan bersih, lalu aku mengirimkan ucapan selamat dan beberapa kata dari hatiku, namun setelah aku kirim, otakku mulai berontak kembali, dia mengharapkan tulisan lebih banyak lagi dan dikirim ke banyak kawanku yang lain, lalu aku pun menulis ulang apa yang kutulis untuk kawanku itu agar bisa dikirim ke semua calon generasi perubahan bangsa ini… 
.
Buah hati temanku ini, lahir tanggal 21 April 2005, ini tanggal keramat bagi bangsa indonesia, tanggal dimana telah lahir seorang pahlawan bangsa kita Ibu Kartini, yang telah membangun bangsa kita, bangsa perempuan kita, yang megorbankan dirinya untuk negara tercintanya, dan yang membuat suatu perubahan yang mendasar dengan slogan dan buku utama yang terkenalnya ‘Habis gelap terbitlah terang’, suatu pengorbanan yang membuat Ibu kartini di kenang dalam sejarah bangsa indonesia setelah melihat raut muka yang masih suci dari buah hati temanku, dan akupun sebelumnya pernah melihat foto putra tercinta temanku yang lain, rasa harapanku atas perubahan bangsaku mulai timbul, aku mulai optimis akan perubahan bangsaku menjadi bangsa yang sangat kita cita-citakan, aku yakin akan perubahan ini bisa terjadi, sehingga kita bukan hanya mimpi tapi ini bisa menjadi suatu kenyataan yang kita damba-dambakan… 
.
namun itu semua tergantung dari kita kawan, tergantung dari kita yang saat ini mulai menjadi seorang bapak dan seorang ibu, menjadi seorang calon bapak dan ibu, menjadi seorang calon pengantin yang akan menjadi bapak dan ibu, dari anak-anak kita, Apakah kita mau menjadi transisi untuk perubahan bangsa kita, apakah kita mau menjadi bagian sejarah dalam menciptakan calon-calon pembuat sejarah bangsa kita, apakah kita bisa mendidik anak-anak kita menjadi putra dan putri setangguh pahlawan-pahlawan kita dulu, pahlawan-pahlawan yang membangun bangsanya untuk kesejahteraan seluruh rakyat indonesia, bukan hanya untuk kesejahteraan kita dan keluarga kita sendiri Kawanku, kita perlu seorang calon yang mempunyai jiwa tangguh, jiwa yang merdeka, jiwa yang suci, kita memerlukan penerus bangsa dengan hati yang selembut Abu bakar, setegas Ali bin Abi thalib dan setegas Umar Bin khatab.. 
.
Kita semua menantikan orang-orang Nasionalis sekelas Jendral Sudirman, orang-orang pintar setingkat Mohammad Hatta dan orang-orang beriman sederajat Buya Hamka, yang namanya telah dan akan selalu terkenang sepanjang sejarah bangsa indonesia. Dan Kita perlu menhilangkan orang-orang yang sekorup edi tansil, sekejam Sumanto dan seganas Robot gedek, yang namanya selalu menjadi beban sejarah indonesia yang menyakitkan serta memalukan bagi anak cucu kita.. 
.
Namun semua itu, akan datang pada saat kita mulai mendidik anak-anak kita sesuai dengan harapan kita dan bangsa kita… 
.
Kita ciptakan keturunan kita menjadi keturunan yang membuat sejarah bagi bangsa kita, sejarah yag mebuat bangsa kita menjadi bangsa terhormat, bangsa yang dikagumi keadilannya, bangsa yang mensejahterakan rakyatnya.. 
.
Dan kita perlu takut melahirkan keturunan yang membuat aib kita, yang membuat bangsa kita bertambah hancur dan mencoreng kita dan leluhur kita, karena nama kita akan disangkut pautkan dengan nama anak-anak keturunan kita yang jadi biang keladi kehancuran dan memalukan bangsa dan tanah air Indonesia.. 
.
Kita harus menjadi bagian transisi sejarah untuk terciptanya indonesia yang makmur dan di pandang dunia sehingga bisa menjadi pijakan dalam percaturan politik dunia internasional.. 
.
Kita harus menjadi bagian transisi yang membuat bangsa ini memanfaatkan kekayaan alamnya dengan semestinya, kita harus mencoba dari sekarang kawan-kawanku. Aku tau sekarang banyak skali dari kawanku yang di aussie, kawanku yang sesama alumni, kawanku yang tersebar di seluruh indonesia, kawanku ang masih berada di negeri orang, kawanku yang sudah pulang ke Indonesia dari tugas belajarnya, kawanku yang mempunyai anak-anak calon penerus bangsa, yang menjadi calon-calon bapak, yang menjadi calon-calon keluarga, yang akhirnya bisa mendidik keturunan kita menjadi yang kita harapkan.. 
.
Kawanku, inilah saatnya untuk mendidik anak-anak kita dengan benar, agar anak-anak kita menjadi bagian yang membuat sejarah bangsa kita menjadi bangsa yang kita idam-idamkan selama ini… 
.
Kawanku, marilah kita mulai dan didik anak-anak kita secara lurus, jangan pernah kita didik mereka dengan cara-cara yang membuat mereka malah akan menghancurkan bangsa ini… 
.
Kawanku, apakah tidak bangga kalau dirimu tercatat sebagai orang tua yang mempunyai penerus yang selalu tercatat dan terkenang sampai bumi ini hancur karena kiamat tiba.. 
.
Aku berdoa semoga buah hati dan calon buah hati kawan-kawanku menjadi salah satu manusia yang membuat perubahan sejarah bangsa ini menjadi bangsa yang dikagumi dan disegani bangsa-bangsa lain.. 
.
Dan akupun mengharapkan doanya dari kawanku, agar aku bisa melahirkan seorang penerus yang slalu kita cita-citakan, aku sangat berharap ini akan terjadi… 
.
Merdekaaaa!!!!!!

(Gantira-Wollongong Australia)