Sabtu, 14 Agustus 2010

Dua Panah Harapanku

Saat kujadi makmum seorang hafidz. Bacaannya membuat kakiku kuat berdiri walaupun kutaktahu apa yg dibacanya.

Iramanya membuat telingaku kehausan untuk terus mendengarkan lantunannya.

Setelah semua usai,kuperhatikan dia ternyata usianya jauh dibawahku.

Kupernah berusaha mengikuti langkah yg pernah dilakukannya,namun belum juga berhasil.

Lalu kuingat kedua anakku.Hatiku berharap mereka bisa meneruskan keinginanku menjadi seorang hafidz

Kubayangkan anak2ku bagai dua panah yg siap melesat memenuhi harapan.

(Gantira, Jakarta 14 Agustus 2010)

Tidak ada komentar: