Senin, 13 Maret 2006

“Mencintaimu”


Dulu…
Saat aku mau menikahimu
Aku merasa ada keraguan pada diriku
Aku merasa bimbang dalam meminangmu
Aku merasa tidak mencintaimu
Aku merasa ibumu telah memaksaku
Aku merasa dirimu bukan calon istri idealku
Aku merasa banyak gadis yang jauh lebih baik darimu
.
Sekarang…
Setelah aku menikahimu
Aku sungguh sangat mencintaimu
Aku merasakan kebahagiaan yang tak pernah kubayangkan
Aku sungguh bersyukur dirimu adalah pilihanku
Aku sangat senang karena aku mengambil keputusan tuk menikahimu
.
Saat dalam tidurku…
Aku sering bermimpi akan meminangmu dengan sepenuh hatiku
Aku sering bermimpi akan manikahimu dengan sepenuh cintaku
Aku ingin cepat pelaksanaan akad itu berlangsung dengan cepat
Karena aku tidak ingin kegagalan dalam pernikahan dengan orang yang sangat kucintai
Aku bermimpi pada saat pernikahan kita terasa syahdu dan sungguh indah dalam hidupku
.
Sayangku…
Seandainya waktu boleh terulang
Maka saat pernikahan kita
Cintaku padamu akan setinggi gunung
Bahkan jauh lebih tinggi lagi sayangku
.
Maafkan aku..
Jika saat pernikahan dulu hatiku tidak mencintaimu
Namun ketahuilah saat ini aku begitu sangat menyayangimu
Aku begitu rindu, sayang dan benar-benar cinta padamu bidadariku
Saat menulis goresan hatiku ini
Aku menangis antara kesedihan dan kebahagiaan
Karena hatiku takut kehilanganmu
Karena hatiku sangat mencintaimu
Dirimu benar-benar belahan jiwaku
Yang telah membuat jiwaku sempurna
.
Dirimu bagaikan intan yang dulu kusangka sebagai batu kali
Terima kasih sayangku atas takdir hidupmu jadi milikku


(Gantira, Jakarta)