Rabu, 05 Oktober 2005

“Bisakah Hatiku Seperti Hati Seorang Tukang Parkir”


Saat itu, ku melihat perutmu semakin menampakkan keindahannya
Bulan demi bulan keindahan itu semakin nampak dimataku
Sehingga setiap tidurmu aku selalu membelai indahnya sebuah perut didirimu
.
Di suatu pagi yang masih sangat pagi
Dirimu berteriak merasakan kesakitan
Saat dirimu berdiri, keluar cairan yang begitu banyak di perut indahmu
Dirimu menangis karena merasa keindahan perutmu akan hancur berantakan
.
Lalu diriku membawa dirimu pada sebuah hospital dinegeri itu
Aku berharap-harap cemas apakah perut indahmu masih bisa terselamatkan
Jam demi jam kutunggui dirimu
Namun diakhir pemeriksaan seorang yang berbaju putih berkata padaku
Bahwa perut indahmu tak mungkin lagi bisa terselamatkan
.
Aku dan dirimu hancur berkeping-keping
Air matamu terus bercucuran di kelopak matamu
Aku hanya bisa terdiam lalu kuceritakan mengenai seorang tukang parkir
.
Tukang parkir senantiasa rela bila kendaraan-kendaraan yang dititipkan padanya
diambil satu persatu oleh pemiliknya
Ia tidak pernah marah namun malah tersenyum memandang mobil yang dijaganya satu persatu meninggalkan dirinya
Dia tetap berharap kendaraan itu atau yang lainnya kembali untuk bisa dijaganya
.
Setelah kisah tukang parkir itu ku ceritakan pada belahan jiwaku
Tangisannya mulai mereda serta bisa menerima keindahan perutnya yang telah hilang
Saat dirinya dibawa kedalam ruangan oleh orang-orang berbaju putih
Aku ditinggalkan sendirian di tempat yang banyak orang lalu lalang didepanku
Namun aku merasakan kesepian, secara tak sengaja air mataku bercucuran, aku ternyata menangisi keindahan perutnya yang telah hilang
.
Hatiku terus bertanya “Bisakan aku memiliki hati seperti hati seorang tukang parkir?” aku ternyata terus menangis dengan kesedihan yang dalam. Ternyata hatiku belum bisa seutuhnya menjadi hati seorang tukang parkir.
.
“ Ya Tuhanku, Berikanlah kekuatan kepadaku, dan jadikanlah diriku sabar mengatasi cobaan ini. Karena bayiku adalah milikMu yang dititipkan kepadaku. DiriMu mempunyai hak untuk mengambilnya dariku. Berikanlah penggantinya yang jauh lebih baik dari itu, Amin”

(Gantira, Australia)